BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air
merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air
dalam
kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya.
Penambahan
jumlah
konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas
pendistribusian,
penyediaan
dan pelayanan air bersih, hal tersebut telah menimbulkan suatu
kesulitan
dimana
air bersih yang tersedia tidak cukup bagi penduduk yang
membutuhkannya,
sehingga
para konsumen yang berada jauh di ujung pelayanan pemberian air
bersih
telah
kehilangan kesempatan mendapatkan air bersih.
Dengan
semakin menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan,
ketersediaan
air yang dapat langsung dikonsumsi dari alam juga akan semakin
berkurang.
Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air
keseluruh
daerah
pelayanan, sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara untuk
memperoleh
air sesuai dengan keinginannya.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
Pasokan
air ke konsumen umumnya dilakukan melalui sistem pipa distribusi air
yang
biasanya
sangat kompleks.
Sistem
distribusi air minum umumnya merupakan suatu jaringan perpipaan
yang
tersusun atas sistem pipa, pompa dan perlengkapan lainnya.
Kompleksitas dari
perpipaan
ini menghadirkan masalah dalam distribusi debit dan tekanan yang
berkaitan
dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran
air
bersih
atau air minum.
Untuk
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan suatu model sistem jaringan
pipa
distribusi air yang melibatkan pengetahuan yang menyangkut
persamaanpersamaan
dalam
hidrolika saluran tertutup. Persamaan dasar yang terkait dengan
hidrolika
ini adalah persamaan kontinuitas dan kekekalan energi. Disamping itu
diperlukan
juga persamaan lain, yaitu persamaan kehilangan tekanan (headloss).
Dengan
menggabungkan persamaan-persamaan tersebut dapat dibangun suatu
sistem
persamaan yang menggambarkan sistem jaringan pipa distribusi air
bersih
yang
pada akhirnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air
bersih
serta dapat memaksimalkan air bersih yang telah tersedia.
1.2
. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan
dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah debit yang ada di
lapangan
masih mencukupi atau tidak dalam melayani pelanggan di Perumahan
Kampung
Nelayan dengan mengevaluasi debit air dan diameter pipa distribusi
air
bersih
dengan memakai acuan rumus dari Darcy-Weisbach dan rumus lain yang
berkaitan
satu sama lain seperti Hazen-Williams dan sebagainya.
Manfaat
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan, menambah
pengetahuan
dan wawasan akan jaringan pipa air bersih bagi mahasiswa teknik sipil
pada
khususnya dan masyrakat dan pemerintah pada umumnya. Selain itu
diharapkan
dapat
meningkatkan kesadaran kita sebagai pengguna air bersih mengenai
pentingnya
pengelolaan dan penggunaan sumber air bersih. Dan semoga penelitian
ini
dapat menjadi pedoman atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaannya di
lapangan.
-
Ruang Lingkup Pembahasan
Pada
tugas akhir ini, penulis akan mengevaluasi pada debit air dan juga
diameter
pipa distribusi air bersih yang mana sumber air berasal dari sumur
bor yang
di
keluarkan ke tiap aliran pipa rumah-rumah masyarakat serta menghitung
jumlah
kebutuhan
air yang di pakai tiap-tiap penduduk.
-
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini, dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah debit air yang ada selama ini masih mencukupi kebutuhan
masyarakat
Kampung Nelayan akan air bersih atau tidak.
2.
Bagaimana cara memaksimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi
kebutuhan
air bersih masyarakat di Kampung Nelayan.
-
Pembatasan Masalah
Pada
tugas akhir ini penulis akan membahas evaluasi pada debit air dan
juga
diameter
pipa distribusi air bersih. Adapun permasalahan yang dievaluasi
antara lain:
1.
Kapasitas aliran fluida.
2.
Perhitungan debit air yang di keluarkan ke tiap rumah penduduk
3.
Diameter atau ukuran pipa yang di gunakan
4.
Spesifikasi pompa yang digunakan pada pipa air bersih
1.5.
Metodologi Penelitian
Dalam
menganalisa hasil studi ini maka penulis mencari bahan-bahan dan data
data
yang
diperlukan melalui:
1)
Mengumpulkan literatur dari beberapa buku yang berkaitan dengan air
bersih
dan perpipaan.
2)
Mengumpulkan data-data yang diperlukan terdiri dari :
-
Data Primer : merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan seperti tinjauan ke sumber air yaitu sumur bor, operasional pompa.
b.
Data Sekunder : Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi
yang terkait dalam
permasalahan
ini, seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Medan
jurnal,
buku
literatur, internet dan PDAM Tirtanadi
Cabang
Belawan.
a.1.
Data Primer
Secara
umum pengertian data primer adalah data yang diperoleh dari
sumber
pertama/sumber data atau data yang dikumpulkan peneliti secara
langsung
melalui obyek penelitian dan data ini biasanya belum diolah seperti
tinjauan
ke sumber air yaitu sumur bor. Di sini peneliti melihat keadaan
sumur
bor pada waktu beroperasi dalam mengalirkan air bersih ke pipa-pipa
masyarakat.
Serta mengetahui cara kerja dari operasional pompa sumur bor.
Untuk
jaringan pipa, peneliti didampingi mentor lapangan melihat jalur pipa
air
bersih.
a.2.
Data Sekunder
Secara
umum pengertian data sekunder adalah data yang diperoleh dari
pihak
kedua,data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah. Dari PDAM
Tirtanadi
Cabang Belawan peneliti mendapatkan data berupa antara lain dari
laporan
informasi, jumlah pelanggan, rata-rata pemakaian, tekanan air ,
sumber
air masuk, pemakaian air pada peak
hour,
panjang pipa, dan diameter
pipa.
Sedangkan dari Dinas Perkim kota medan data yang di dapat kurang
lebih
hampir sama dengan data dari PDAM Cabang Belawan, di tambah data
keadaan
sosial masyarakat setempat.
3)
Pengolahan Data
Untuk
pengolahan data dalam tugas akhir ini, hasil survey lapangan akan
di
evaluasi debit air dan diameter pipa distribusi air bersih di
Perumahan
Kampung
Nelayan Kelurahan Nelayan Indah, Belawan. Dengan
menggunakan
persamaan rumus dari Darcy-Weisbach.
Bab
2. Sumber Air dan Daur Hidrolik
Air
merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi terbarukan (
Potensial Renewable ).
Dikatakan potensail karena ketersediaan air di alam mengikuti suatu
siklus yang melibatkan berbagai komponen ekosistem. Siklus ini
dinamis dan tidak pernah terhenti selama tidak ada faktor luar yang
menghentikan.
-
SUMBER AIR DI ALAM
-
Laut
Laut
adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Dalam kaitannya dengan siklus hidrologi, laut merupakan stok air
terbesar di alam. Dengan volume air sebesar 97,41 % dari keseluruhan
air yang tersedia di alam, lautan memberikan kontribusi cukup besar
bagi dinamika daur hidrologi.
-
Danau
Danau
adalah suatu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif
kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan
daratan. Bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan
dengan luas daerahnya. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia ( rumah tangga, industri,
dan pertanian ).
-
Sungai
Dalam
siklus hidrologi fungsi sungai sangat penting untuk menampung air
larian dan air hujan.
-
Air Bawah Tanah
Lebih
dari 98% dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan
tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Sisanya 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir.
-
Air di Atmosfer Bumi
Secara
meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmosfer
bumi. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk, yaitu dalam bentuk
uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butiran cairan, dan hablur es.
Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni
hujan, hujan es, dan salju.
Atmosfer
membungkus bumi dengan lapisan-lapisan yang jelas batas-batasnya.
Lapisan yang pertama dan yang paling bawah adalah troposfer.
Selain
matahari, geometri bumi, dan atmosfer, masih ada factor terakhir yang
mempengaruhi cuaca. Faktor ini adalah bentuk-bentuk geofisik
permukaan bumi, seperti misalnya pegunungan, samudera, benua, lembah,
atau danau. Bagaimana cuaca di suatu daerah pada hari ini atau pada
bulan yang akan dating sangat bergantung kepada bentuk permukaan
daerah tersebut.
Daratan,
misalnya lebih cepat mengumpulkan panas dan juga lebih cepat
kehilangan panas dibandingkan dengan perairan.
-
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus
Hidrologi adalah
siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presivitasi ,evaporasi, dan
transpirasi.
Matahari
sebagai sumber energi merupakan motor penggerak utama terjadinya
siklus hidrologi. Matahari adalah sebuah bintang putih
kekuning-kuningan dengan diameter 1.390.000 km dan berada pada jarak
150.000.000 km dari bumi. Lapisannya yang luar disebut fotosfer,
mempunyai suhu setinggi 6.0000
C,
bagian intinya mencapai 17.000.000o
C. Volume matahari 1.306.000 kali voume bumi. Bobotnya diperkirakan
333.420 kali bobot bumi. Matahari merupakan sumber energy bagi segala
kehidupan di bumi.
Sumber
energy kita ini merupakan suatu pembangkit tenaga termonuklir yang
didalamnya terjadi proses fusi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi
helium.
Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi yang dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, uap
air mengembang, mendingin, dan kemudian berkondensasi, biasanya pada
partikel-partikeldebu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat
berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es,
salju, hujan batu es (hail)).
Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. Awan
yang jenuh kemudian jatuh sebagaipresipitasi dalam bentuk hujan,
hujan es, salju (sleet),
dan hujan gerimis atau kabut.
Menurut
cara terjadinya ada 3 jenis hujan, yaitu hujan konveksi, hujan
orografi, dan hujan frontal.
Pada
perjalanan menuju bumi beberapa presitipasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diinterssepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah . Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda,
yaitu :
-
Evaporasi/transpirasi
Air
yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan sebagainya
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi
awan. Pada keadaan jenuah uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energy untuk
melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer.
Sekitar
95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap akhir tahunnya. Hampir
80.000 mil kubik berasal dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal
dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling
penting juga berasal dari transparansi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Setiap harinya tanaman akan melepaskan air 5 sampai 10 kali sebanyak
air yang di dapat di tanah. Berikut ini adalah data tentang laju
transpirasi dari berbagai tanaman.
Tabel
3.4
Laju
Transpirasi dari Berbagai Jenis Tumbuhan
Jenis
tumbuhan
|
Laju
Transpirasi (mm/tahun)
|
||
Subur
|
Rata-rata
|
Kurus
|
|
Kerinyu(E.pallescens)
|
2900
|
1600-2000
|
1000
|
Lamtoro(L.leucocephala)
|
4670
|
3000-4000
|
-
|
Acacia
vilosa
|
2400
|
1600
|
-
|
Orok-orok(C.anagyroides)
|
2300
|
1500
|
-
|
Karet
|
1200
|
-
|
-
|
Jati
|
1200
|
800-1000
|
450
|
Bambu
|
3000
|
-
|
-
|
Hutan
alam
|
-
|
1200
|
-
|
Sumber
: otto Sumarwoto, 1992
-
Infiltrasi/Perkolasi ke Dalam Tanah
Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertical atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga memasuki kembali system air permukaan.
-
Air Permukaan
Air
bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran tanah dan danau,
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah maka aliran
permukaan semakin besar . Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar
daerah aliran sungai mennuju laut.
Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen siklus hidrologi
membentuk system Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relative tetap, yang berubah adalah wujud
tempatnya.
-
SUMBER AIR
Pada
kenyatannya hanya 0,029% dari air yang tersedia di alam masuk dalam
siklus hidrologidi litosfer setiap tahunnya. Sebagian besar lainnya
tertinggal dalam system perairan karena setiap system perairan
memiliki laju pergantian air yang lamanya berbeda. Berikut ini
adalah data tentang laju pergantian air untuk setiap lokasi.
Tabel
3.5
Lokasi
dan Rata-rata Laju Pergantian Air
Lokasi
Air
|
Rata-rata
Laju Pergantian Air
|
Samudera
|
3.100
tahun (37.000 tahun untuk laut dalam)
|
Atmosfer
|
9-12
hari
|
Daratan
es
|
16.000
tahun
|
Glaciers
|
16.000
tahun
|
Danau
asin
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Danau
air tawar
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Sungai
|
12-20
hari
|
Dalam
partikel tanah
|
280
hari
|
Dalam
air tanah (Groundwaters)
Pada
kedalaman 1000 meter
Pada
kedalaman 2000 meter
|
3000
tahun
4600
tahun
|
-
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Air
merupakan sumber daya yang amat vital bagi kehidupan, karena air
berfungsi sebagai bahan pelarut dan sarana pengangkutan unsure
makanan dan tanah ke dalam tubuh tumbuhan dan dalam tubuh hewan
melarutkan bahan buangan, dan sebagai bahan mentah proses
fotosintesis. Bagi lingkungan fisik, air berfungsi sebagai salah satu
factor penentu cuaca dan iklim dunia. Jadi, semua makhluk tergantung
pada keberadaan air.
Masalah
dalam pengelolaan air, terdapat suatu prinsip, yaitu kita tidak dapat
menambah persediaan air yang ada di bumi ini, karena jumlah adalah
tetap dan hanya keberadaan kumpulan (konsentrasi) dari fase-fase
sajalah yang berbeda. Oleh sebab itu, pengelolaan persediaan air
dilakukan berdasarkan pengendalian lokasi dan fase-fase tersebut.
Ada
tiga metode dasar dalam melakukan pengelolaan air, yaitu (Miller,
Jr., 1982 : 364-565)
-
Pendekatan Input, merupakan pengelolaan yang bertujuan memperbesar persediaan air untuk kawasan tertentu, dalam kaitan dengan tata guna air, yaitu : membendung bendungan, membendung waduk, dan penataan sungai, penggunaan air sungai, penggunaan air tanah, penawaran air laut, pencairan gunung es, dsb.
-
Pendekatan output, yaitu dengan cara mengurangi laju penguapan dan membersihkan air dari bahan-bahan pencemar pada persediaan air yang telah ada.
-
Pendekatan Throughput, yaitu pemeliharaan (konservasi) air dengan cara mengurangi rata-rata jumlah penggunaan air perkapita.
Air
tanah digunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum. Tetapi
dimungkinkan pula untuk keperluan MCK, dan bahkan untuk industry.
Jika untuk berbagai keperluan tersebut, terutama kegiatan industry,
lebih bertumpuh pada pengunaan tanah dan mengabaikan penggunaan air
permukaan maka penyedotan air tanah menjadi sangat meningkat.
Pengurasan air tanah akan menimbulkan permasalahan lingkungan berupa
: (a) penipisan persediaan air tanah ; (b) permukaan tanah menjadi
ambles (tanah terban); (c) air tanah didaerah pantai menjadi asin,
karena instrusi air laut kedalam tanah; (d) air tanah terkontaminasi
oleh limbah yang berasal dari kegiatan manusia.
-
KUALITAS AIR DAN PENCEMARAN
Pengertian
pencemaran air dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1988, Bab I Pasal 1. Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan/atau
komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Dapat
disimpulkan bahwa air tercemar adalah air yang mengandung bahan asing
dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air
tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya
untuk air minum, pertanian, perikanan, dll.
-
Bahan Pencemar Perairan
Bahan
Pencemar perairan digolongkan dalam 8 kategori, yaitu :
-
Bahan pencemar yang membutuhkan oksigen dalam hal ini limbah rumah tangga, limbah ternak, dan beberapa limbah industri.
-
Agen pembawa penyakit dalam hal ini bakteri, parasit, dan virus.
-
Zat organik dan mineral, yaitu asam garam, kimia dan logam beracun.
-
Zat organik misalnya pestisida, detergen, minyak, dan limbah industri.
-
Pupuk tanaman seperti fosfat dan nirat.
-
Sedimen
-
Subtansi radioaktif
-
Klor
-
Sumber Pencemaran Air
Sumber-sumber
pencemaran air meliputi :
-
Sumber yang dapat dikenali (point resources), yaitu sumber pencemaran air yang asalnya dapat segera teridentifikasi.
-
Limbah Industri/Pertambangan
Air
limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organic maupun
anorganik. Secara umum zat-zat tersebut digolongkan menjadi :
-
Garam anorganik seperti magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.
-
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri biji logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoranberupa ikatan belerang.
-
Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan cat.
-
Logam berat seperti cadnium, air raksa (merkuri), dan krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam, dll.
Zat-zat
tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran
yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna air tersebut,
termasuk manusia.
-
Kegiatan penebangan hutan
Penebangan
hutan secara besar-besaran dan berkelanjutan akan menyebabkan hutan
gundul dan mengakibatkan erosi pada musim hujan sehingga terjadi
pengikisan humus dan pengikisan tanah.
-
Sumber pencemaran yang tidak bisa dikenali asalnya (non point polutan)
Contoh
pencemaran yang tidak dapat diidentifikasi sumbernya adalah :
-
Limbah Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar selain limbah
industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.
-
Limbah Lalu Lintas
Limbah
lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tanker.
-
Limbah Pertanian
Limbah
pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan.
-
Akibat Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat menganggu peredaran dan memungkinkan kualitas air menurun
sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air yang bercampur
zat-zat pencemar dapat membahayakan kesehatan manusia dan kehidupan
makhluk lainnya.
Akibat
yang ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu antara lain :
-
Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas dari buangan yang dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan.
-
Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan dan dikonsumsi, dapat mengganggu kesehatan manusia karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel.
-
Pencemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri-bakteri patogen.
-
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan melalui :
-
Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usah pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah
dan limbah industri ke sungai.
Masayarakat
di sekitar sungai perlu menngubah perilaku tentang pemanfaatan sungai
agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah
dan tempat mandi-cuci-kakus-(MCK). Limbah industri hendaknya diproses
dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat
baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki
fungsi ekologis
-
Pembuatan kolam pengolah limbah cair
Saat
ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic
tank
di daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC.
Untuk
limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis
(pengadukan), kimiawi (di beri zat kimia tertentu), maupun
biologis(diberi bakteeri, ganggang dan tumbuhan air lainnya). Pada
kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan
polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh
polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar
(selokan, sungai, dll) hanyalah air yang tercemar.
Salah
satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut :
-
Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
-
Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan padatan secara biologis.
-
Proses pengendapan secara tersier, yaitu menghilangkan komponen fosfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau.
-
PERMASALAHAN KEBUTUHAN AIR DI KOTA-KOTA BESAR INDONESIA
-
Sistem Pengaturan Air Tanah
Menyadari
dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pemenuhan kebutuhan air
melalui pengambilan air bawah tanah secara berlebihan, misalnya
meluasnya intrusi air laut ke daratan dan kerusakan lingkungan
lainnya, telah dikeluarkan Peraturan
Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 02.P/101/M.PE/1994 tentang
Pengurusan Administrasi Air Bawah Tanah.
Air
bawah tanah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah semua air yang
terdapat dalam lapisan mengandung air di bawah permukaan tanah,
termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas pemukaan tanh.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa pengambilan air bawah tanah
hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin dan setiap pengambilan
air bawah tanah dikenakan pungutan.
Pada
dasarnya yang perlu dilakukan oleh masyarakat kota adalah :
-
Menggunakan air secara bijaksana, yaitu hemat air, misalnya menutup keran bila air sedang tidak dipakai, memperbaiki bocoran.
-
Tidak menutup permukaan tanah dengan lapisan yang dapat menghambat peresapan air.
-
Ketersediaan dan Kelangkaan Air
Air
merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70%
permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik.
Namun, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar
dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air,
kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya
terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada,
hamper semuanya, kira-kira 17%-nya tersimpan dalam lapisan kutub atau
berada sangat dalam dibawah tanah.
Selain
itu, angka curah hujan sering kali kurang dapat dipercaya sehingga
persediaan air yang nyata sering jauh di bawah angka rata-rata yang
ditunjukkan.
Hunian
pinggiran yang lebih padat sering dibangun secara membahayakan di
atas tanah yang tak dapat digunakan untuk apapun, seperti bukit-bukit
terjal yang labil atau daerah yang rawan banjir. Kawasan seperti itu
tidak sesuai dengan perencaan kota yang manapun, dipandang dari segi
tata letak ataupun kebakuan. Karena kawasan semacam itu dianggap sah
secara hukum dan bersifat “darurat”, pemerintah kota biasanya
tidak cepat melengkapinya dengan prasarana seperti jalan, gedung,
sekolah, klinik kesehatan, pasokan air, dan sanitasi. Namun,
sebenarnya hunian seperti ini tak pelak akan menjadi pola bagi kota
yang harus dilayani dengan prasarana modern, hal ini mempunyai
implikasi-implikasi baik untuk pemecahan secara teknis maupun secara
lembaga yang akan diperlukan sebagai syarat supaya segala layanan
mencapai semua orang dan berkesinambungan.
Air
adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Barangkat dari
kenyataan tersebut, pengembangan sumber daya air sejak dari dulu
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan kehidupan
manusia di Indonesia.
Dalam
sudut pandang secara luas dan umum, tergambarkan bahwa tidak akan
terjadi kekurangan air di Indonesia, setidaknya dalam beberapa tahun
mendatang, akan tetapi secara geografis menunjukkan hal yang
sebaliknya. Jawa, adalah pulau yang mengalami krisis akan
pemanfaatan air, Kepulauan Nusa Tenggara sebagai daerah terkering di
Indonesia, menjadikan Nusa Tenggara sebagai daerah rawan kekeringan.
Jika
kita tidak melakukan perubahan pengelolaan sumber daya air maka
kondisi yang akan datang akan semakin buruk, dan menyadari hal itu
secara mendasar telah diundangkan Undang-undang
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai
landasan pengaturan pengelolaan sumber daya air.
KESIMPULAN
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi
pencemaran
terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan
usah
pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri
ke sungai.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Google.http://dakir.wordpress.com/
Google.www.kosmaext2010.com/
Buku :
Pendidikan Lingkungan Hidup
Penulis :
Sudjoko, M.S.
Agung Wijaya, S, S.Pd.
Sukarni Hidayat, M.Si.
Siti Mariya, M.Kes.
Wita Setianingsih, S.Pd.
Copy
Editor : Symsir
ISBN :
978-979-011-269-8
Hak
Penerbit pada Penerbit Universitas Terbuka, 2012
Kepemerintahan
Pendidikan Nasional
Kotak
pos 6666-Jakarta 10001 Indonesia
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air
merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air
dalam
kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya.
Penambahan
jumlah
konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas
pendistribusian,
penyediaan
dan pelayanan air bersih, hal tersebut telah menimbulkan suatu
kesulitan
dimana
air bersih yang tersedia tidak cukup bagi penduduk yang
membutuhkannya,
sehingga
para konsumen yang berada jauh di ujung pelayanan pemberian air
bersih
telah
kehilangan kesempatan mendapatkan air bersih.
Dengan
semakin menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan,
ketersediaan
air yang dapat langsung dikonsumsi dari alam juga akan semakin
berkurang.
Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air
keseluruh
daerah
pelayanan, sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara untuk
memperoleh
air sesuai dengan keinginannya.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
Pasokan
air ke konsumen umumnya dilakukan melalui sistem pipa distribusi air
yang
biasanya
sangat kompleks.
Sistem
distribusi air minum umumnya merupakan suatu jaringan perpipaan
yang
tersusun atas sistem pipa, pompa dan perlengkapan lainnya.
Kompleksitas dari
perpipaan
ini menghadirkan masalah dalam distribusi debit dan tekanan yang
berkaitan
dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran
air
bersih
atau air minum.
Untuk
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan suatu model sistem jaringan
pipa
distribusi air yang melibatkan pengetahuan yang menyangkut
persamaanpersamaan
dalam
hidrolika saluran tertutup. Persamaan dasar yang terkait dengan
hidrolika
ini adalah persamaan kontinuitas dan kekekalan energi. Disamping itu
diperlukan
juga persamaan lain, yaitu persamaan kehilangan tekanan (headloss).
Dengan
menggabungkan persamaan-persamaan tersebut dapat dibangun suatu
sistem
persamaan yang menggambarkan sistem jaringan pipa distribusi air
bersih
yang
pada akhirnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air
bersih
serta dapat memaksimalkan air bersih yang telah tersedia.
1.2
. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan
dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah debit yang ada di
lapangan
masih mencukupi atau tidak dalam melayani pelanggan di Perumahan
Kampung
Nelayan dengan mengevaluasi debit air dan diameter pipa distribusi
air
bersih
dengan memakai acuan rumus dari Darcy-Weisbach dan rumus lain yang
berkaitan
satu sama lain seperti Hazen-Williams dan sebagainya.
Manfaat
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan, menambah
pengetahuan
dan wawasan akan jaringan pipa air bersih bagi mahasiswa teknik sipil
pada
khususnya dan masyrakat dan pemerintah pada umumnya. Selain itu
diharapkan
dapat
meningkatkan kesadaran kita sebagai pengguna air bersih mengenai
pentingnya
pengelolaan dan penggunaan sumber air bersih. Dan semoga penelitian
ini
dapat menjadi pedoman atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaannya di
lapangan.
-
Ruang Lingkup Pembahasan
Pada
tugas akhir ini, penulis akan mengevaluasi pada debit air dan juga
diameter
pipa distribusi air bersih yang mana sumber air berasal dari sumur
bor yang
di
keluarkan ke tiap aliran pipa rumah-rumah masyarakat serta menghitung
jumlah
kebutuhan
air yang di pakai tiap-tiap penduduk.
-
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini, dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah debit air yang ada selama ini masih mencukupi kebutuhan
masyarakat
Kampung Nelayan akan air bersih atau tidak.
2.
Bagaimana cara memaksimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi
kebutuhan
air bersih masyarakat di Kampung Nelayan.
-
Pembatasan Masalah
Pada
tugas akhir ini penulis akan membahas evaluasi pada debit air dan
juga
diameter
pipa distribusi air bersih. Adapun permasalahan yang dievaluasi
antara lain:
1.
Kapasitas aliran fluida.
2.
Perhitungan debit air yang di keluarkan ke tiap rumah penduduk
3.
Diameter atau ukuran pipa yang di gunakan
4.
Spesifikasi pompa yang digunakan pada pipa air bersih
1.5.
Metodologi Penelitian
Dalam
menganalisa hasil studi ini maka penulis mencari bahan-bahan dan data
data
yang
diperlukan melalui:
1)
Mengumpulkan literatur dari beberapa buku yang berkaitan dengan air
bersih
dan perpipaan.
2)
Mengumpulkan data-data yang diperlukan terdiri dari :
-
Data Primer : merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan seperti tinjauan ke sumber air yaitu sumur bor, operasional pompa.
b.
Data Sekunder : Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi
yang terkait dalam
permasalahan
ini, seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Medan
jurnal,
buku
literatur, internet dan PDAM Tirtanadi
Cabang
Belawan.
a.1.
Data Primer
Secara
umum pengertian data primer adalah data yang diperoleh dari
sumber
pertama/sumber data atau data yang dikumpulkan peneliti secara
langsung
melalui obyek penelitian dan data ini biasanya belum diolah seperti
tinjauan
ke sumber air yaitu sumur bor. Di sini peneliti melihat keadaan
sumur
bor pada waktu beroperasi dalam mengalirkan air bersih ke pipa-pipa
masyarakat.
Serta mengetahui cara kerja dari operasional pompa sumur bor.
Untuk
jaringan pipa, peneliti didampingi mentor lapangan melihat jalur pipa
air
bersih.
a.2.
Data Sekunder
Secara
umum pengertian data sekunder adalah data yang diperoleh dari
pihak
kedua,data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah. Dari PDAM
Tirtanadi
Cabang Belawan peneliti mendapatkan data berupa antara lain dari
laporan
informasi, jumlah pelanggan, rata-rata pemakaian, tekanan air ,
sumber
air masuk, pemakaian air pada peak
hour,
panjang pipa, dan diameter
pipa.
Sedangkan dari Dinas Perkim kota medan data yang di dapat kurang
lebih
hampir sama dengan data dari PDAM Cabang Belawan, di tambah data
keadaan
sosial masyarakat setempat.
3)
Pengolahan Data
Untuk
pengolahan data dalam tugas akhir ini, hasil survey lapangan akan
di
evaluasi debit air dan diameter pipa distribusi air bersih di
Perumahan
Kampung
Nelayan Kelurahan Nelayan Indah, Belawan. Dengan
menggunakan
persamaan rumus dari Darcy-Weisbach.
Bab
2. Sumber Air dan Daur Hidrolik
Air
merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi terbarukan (
Potensial Renewable ).
Dikatakan potensail karena ketersediaan air di alam mengikuti suatu
siklus yang melibatkan berbagai komponen ekosistem. Siklus ini
dinamis dan tidak pernah terhenti selama tidak ada faktor luar yang
menghentikan.
-
SUMBER AIR DI ALAM
-
Laut
Laut
adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Dalam kaitannya dengan siklus hidrologi, laut merupakan stok air
terbesar di alam. Dengan volume air sebesar 97,41 % dari keseluruhan
air yang tersedia di alam, lautan memberikan kontribusi cukup besar
bagi dinamika daur hidrologi.
-
Danau
Danau
adalah suatu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif
kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan
daratan. Bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan
dengan luas daerahnya. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia ( rumah tangga, industri,
dan pertanian ).
-
Sungai
Dalam
siklus hidrologi fungsi sungai sangat penting untuk menampung air
larian dan air hujan.
-
Air Bawah Tanah
Lebih
dari 98% dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan
tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Sisanya 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir.
-
Air di Atmosfer Bumi
Secara
meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmosfer
bumi. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk, yaitu dalam bentuk
uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butiran cairan, dan hablur es.
Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni
hujan, hujan es, dan salju.
Atmosfer
membungkus bumi dengan lapisan-lapisan yang jelas batas-batasnya.
Lapisan yang pertama dan yang paling bawah adalah troposfer.
Selain
matahari, geometri bumi, dan atmosfer, masih ada factor terakhir yang
mempengaruhi cuaca. Faktor ini adalah bentuk-bentuk geofisik
permukaan bumi, seperti misalnya pegunungan, samudera, benua, lembah,
atau danau. Bagaimana cuaca di suatu daerah pada hari ini atau pada
bulan yang akan dating sangat bergantung kepada bentuk permukaan
daerah tersebut.
Daratan,
misalnya lebih cepat mengumpulkan panas dan juga lebih cepat
kehilangan panas dibandingkan dengan perairan.
-
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus
Hidrologi adalah
siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presivitasi ,evaporasi, dan
transpirasi.
Matahari
sebagai sumber energi merupakan motor penggerak utama terjadinya
siklus hidrologi. Matahari adalah sebuah bintang putih
kekuning-kuningan dengan diameter 1.390.000 km dan berada pada jarak
150.000.000 km dari bumi. Lapisannya yang luar disebut fotosfer,
mempunyai suhu setinggi 6.0000
C,
bagian intinya mencapai 17.000.000o
C. Volume matahari 1.306.000 kali voume bumi. Bobotnya diperkirakan
333.420 kali bobot bumi. Matahari merupakan sumber energy bagi segala
kehidupan di bumi.
Sumber
energy kita ini merupakan suatu pembangkit tenaga termonuklir yang
didalamnya terjadi proses fusi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi
helium.
Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi yang dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, uap
air mengembang, mendingin, dan kemudian berkondensasi, biasanya pada
partikel-partikeldebu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat
berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es,
salju, hujan batu es (hail)).
Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. Awan
yang jenuh kemudian jatuh sebagaipresipitasi dalam bentuk hujan,
hujan es, salju (sleet),
dan hujan gerimis atau kabut.
Menurut
cara terjadinya ada 3 jenis hujan, yaitu hujan konveksi, hujan
orografi, dan hujan frontal.
Pada
perjalanan menuju bumi beberapa presitipasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diinterssepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah . Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda,
yaitu :
-
Evaporasi/transpirasi
Air
yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan sebagainya
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi
awan. Pada keadaan jenuah uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energy untuk
melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer.
Sekitar
95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap akhir tahunnya. Hampir
80.000 mil kubik berasal dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal
dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling
penting juga berasal dari transparansi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Setiap harinya tanaman akan melepaskan air 5 sampai 10 kali sebanyak
air yang di dapat di tanah. Berikut ini adalah data tentang laju
transpirasi dari berbagai tanaman.
Tabel
3.4
Laju
Transpirasi dari Berbagai Jenis Tumbuhan
Jenis
tumbuhan
|
Laju
Transpirasi (mm/tahun)
|
||
Subur
|
Rata-rata
|
Kurus
|
|
Kerinyu(E.pallescens)
|
2900
|
1600-2000
|
1000
|
Lamtoro(L.leucocephala)
|
4670
|
3000-4000
|
-
|
Acacia
vilosa
|
2400
|
1600
|
-
|
Orok-orok(C.anagyroides)
|
2300
|
1500
|
-
|
Karet
|
1200
|
-
|
-
|
Jati
|
1200
|
800-1000
|
450
|
Bambu
|
3000
|
-
|
-
|
Hutan
alam
|
-
|
1200
|
-
|
Sumber
: otto Sumarwoto, 1992
-
Infiltrasi/Perkolasi ke Dalam Tanah
Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertical atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga memasuki kembali system air permukaan.
-
Air Permukaan
Air
bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran tanah dan danau,
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah maka aliran
permukaan semakin besar . Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar
daerah aliran sungai mennuju laut.
Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen siklus hidrologi
membentuk system Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relative tetap, yang berubah adalah wujud
tempatnya.
-
SUMBER AIR
Pada
kenyatannya hanya 0,029% dari air yang tersedia di alam masuk dalam
siklus hidrologidi litosfer setiap tahunnya. Sebagian besar lainnya
tertinggal dalam system perairan karena setiap system perairan
memiliki laju pergantian air yang lamanya berbeda. Berikut ini
adalah data tentang laju pergantian air untuk setiap lokasi.
Tabel
3.5
Lokasi
dan Rata-rata Laju Pergantian Air
Lokasi
Air
|
Rata-rata
Laju Pergantian Air
|
Samudera
|
3.100
tahun (37.000 tahun untuk laut dalam)
|
Atmosfer
|
9-12
hari
|
Daratan
es
|
16.000
tahun
|
Glaciers
|
16.000
tahun
|
Danau
asin
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Danau
air tawar
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Sungai
|
12-20
hari
|
Dalam
partikel tanah
|
280
hari
|
Dalam
air tanah (Groundwaters)
Pada
kedalaman 1000 meter
Pada
kedalaman 2000 meter
|
3000
tahun
4600
tahun
|
-
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Air
merupakan sumber daya yang amat vital bagi kehidupan, karena air
berfungsi sebagai bahan pelarut dan sarana pengangkutan unsure
makanan dan tanah ke dalam tubuh tumbuhan dan dalam tubuh hewan
melarutkan bahan buangan, dan sebagai bahan mentah proses
fotosintesis. Bagi lingkungan fisik, air berfungsi sebagai salah satu
factor penentu cuaca dan iklim dunia. Jadi, semua makhluk tergantung
pada keberadaan air.
Masalah
dalam pengelolaan air, terdapat suatu prinsip, yaitu kita tidak dapat
menambah persediaan air yang ada di bumi ini, karena jumlah adalah
tetap dan hanya keberadaan kumpulan (konsentrasi) dari fase-fase
sajalah yang berbeda. Oleh sebab itu, pengelolaan persediaan air
dilakukan berdasarkan pengendalian lokasi dan fase-fase tersebut.
Ada
tiga metode dasar dalam melakukan pengelolaan air, yaitu (Miller,
Jr., 1982 : 364-565)
-
Pendekatan Input, merupakan pengelolaan yang bertujuan memperbesar persediaan air untuk kawasan tertentu, dalam kaitan dengan tata guna air, yaitu : membendung bendungan, membendung waduk, dan penataan sungai, penggunaan air sungai, penggunaan air tanah, penawaran air laut, pencairan gunung es, dsb.
-
Pendekatan output, yaitu dengan cara mengurangi laju penguapan dan membersihkan air dari bahan-bahan pencemar pada persediaan air yang telah ada.
-
Pendekatan Throughput, yaitu pemeliharaan (konservasi) air dengan cara mengurangi rata-rata jumlah penggunaan air perkapita.
Air
tanah digunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum. Tetapi
dimungkinkan pula untuk keperluan MCK, dan bahkan untuk industry.
Jika untuk berbagai keperluan tersebut, terutama kegiatan industry,
lebih bertumpuh pada pengunaan tanah dan mengabaikan penggunaan air
permukaan maka penyedotan air tanah menjadi sangat meningkat.
Pengurasan air tanah akan menimbulkan permasalahan lingkungan berupa
: (a) penipisan persediaan air tanah ; (b) permukaan tanah menjadi
ambles (tanah terban); (c) air tanah didaerah pantai menjadi asin,
karena instrusi air laut kedalam tanah; (d) air tanah terkontaminasi
oleh limbah yang berasal dari kegiatan manusia.
-
KUALITAS AIR DAN PENCEMARAN
Pengertian
pencemaran air dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1988, Bab I Pasal 1. Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan/atau
komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Dapat
disimpulkan bahwa air tercemar adalah air yang mengandung bahan asing
dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air
tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya
untuk air minum, pertanian, perikanan, dll.
-
Bahan Pencemar Perairan
Bahan
Pencemar perairan digolongkan dalam 8 kategori, yaitu :
-
Bahan pencemar yang membutuhkan oksigen dalam hal ini limbah rumah tangga, limbah ternak, dan beberapa limbah industri.
-
Agen pembawa penyakit dalam hal ini bakteri, parasit, dan virus.
-
Zat organik dan mineral, yaitu asam garam, kimia dan logam beracun.
-
Zat organik misalnya pestisida, detergen, minyak, dan limbah industri.
-
Pupuk tanaman seperti fosfat dan nirat.
-
Sedimen
-
Subtansi radioaktif
-
Klor
-
Sumber Pencemaran Air
Sumber-sumber
pencemaran air meliputi :
-
Sumber yang dapat dikenali (point resources), yaitu sumber pencemaran air yang asalnya dapat segera teridentifikasi.
-
Limbah Industri/Pertambangan
Air
limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organic maupun
anorganik. Secara umum zat-zat tersebut digolongkan menjadi :
-
Garam anorganik seperti magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.
-
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri biji logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoranberupa ikatan belerang.
-
Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan cat.
-
Logam berat seperti cadnium, air raksa (merkuri), dan krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam, dll.
Zat-zat
tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran
yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna air tersebut,
termasuk manusia.
-
Kegiatan penebangan hutan
Penebangan
hutan secara besar-besaran dan berkelanjutan akan menyebabkan hutan
gundul dan mengakibatkan erosi pada musim hujan sehingga terjadi
pengikisan humus dan pengikisan tanah.
-
Sumber pencemaran yang tidak bisa dikenali asalnya (non point polutan)
Contoh
pencemaran yang tidak dapat diidentifikasi sumbernya adalah :
-
Limbah Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar selain limbah
industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.
-
Limbah Lalu Lintas
Limbah
lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tanker.
-
Limbah Pertanian
Limbah
pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan.
-
Akibat Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat menganggu peredaran dan memungkinkan kualitas air menurun
sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air yang bercampur
zat-zat pencemar dapat membahayakan kesehatan manusia dan kehidupan
makhluk lainnya.
Akibat
yang ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu antara lain :
-
Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas dari buangan yang dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan.
-
Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan dan dikonsumsi, dapat mengganggu kesehatan manusia karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel.
-
Pencemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri-bakteri patogen.
-
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan melalui :
-
Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usah pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah
dan limbah industri ke sungai.
Masayarakat
di sekitar sungai perlu menngubah perilaku tentang pemanfaatan sungai
agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah
dan tempat mandi-cuci-kakus-(MCK). Limbah industri hendaknya diproses
dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat
baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki
fungsi ekologis
-
Pembuatan kolam pengolah limbah cair
Saat
ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic
tank
di daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC.
Untuk
limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis
(pengadukan), kimiawi (di beri zat kimia tertentu), maupun
biologis(diberi bakteeri, ganggang dan tumbuhan air lainnya). Pada
kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan
polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh
polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar
(selokan, sungai, dll) hanyalah air yang tercemar.
Salah
satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut :
-
Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
-
Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan padatan secara biologis.
-
Proses pengendapan secara tersier, yaitu menghilangkan komponen fosfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau.
-
PERMASALAHAN KEBUTUHAN AIR DI KOTA-KOTA BESAR INDONESIA
-
Sistem Pengaturan Air Tanah
Menyadari
dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pemenuhan kebutuhan air
melalui pengambilan air bawah tanah secara berlebihan, misalnya
meluasnya intrusi air laut ke daratan dan kerusakan lingkungan
lainnya, telah dikeluarkan Peraturan
Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 02.P/101/M.PE/1994 tentang
Pengurusan Administrasi Air Bawah Tanah.
Air
bawah tanah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah semua air yang
terdapat dalam lapisan mengandung air di bawah permukaan tanah,
termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas pemukaan tanh.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa pengambilan air bawah tanah
hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin dan setiap pengambilan
air bawah tanah dikenakan pungutan.
Pada
dasarnya yang perlu dilakukan oleh masyarakat kota adalah :
-
Menggunakan air secara bijaksana, yaitu hemat air, misalnya menutup keran bila air sedang tidak dipakai, memperbaiki bocoran.
-
Tidak menutup permukaan tanah dengan lapisan yang dapat menghambat peresapan air.
-
Ketersediaan dan Kelangkaan Air
Air
merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70%
permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik.
Namun, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar
dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air,
kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya
terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada,
hamper semuanya, kira-kira 17%-nya tersimpan dalam lapisan kutub atau
berada sangat dalam dibawah tanah.
Selain
itu, angka curah hujan sering kali kurang dapat dipercaya sehingga
persediaan air yang nyata sering jauh di bawah angka rata-rata yang
ditunjukkan.
Hunian
pinggiran yang lebih padat sering dibangun secara membahayakan di
atas tanah yang tak dapat digunakan untuk apapun, seperti bukit-bukit
terjal yang labil atau daerah yang rawan banjir. Kawasan seperti itu
tidak sesuai dengan perencaan kota yang manapun, dipandang dari segi
tata letak ataupun kebakuan. Karena kawasan semacam itu dianggap sah
secara hukum dan bersifat “darurat”, pemerintah kota biasanya
tidak cepat melengkapinya dengan prasarana seperti jalan, gedung,
sekolah, klinik kesehatan, pasokan air, dan sanitasi. Namun,
sebenarnya hunian seperti ini tak pelak akan menjadi pola bagi kota
yang harus dilayani dengan prasarana modern, hal ini mempunyai
implikasi-implikasi baik untuk pemecahan secara teknis maupun secara
lembaga yang akan diperlukan sebagai syarat supaya segala layanan
mencapai semua orang dan berkesinambungan.
Air
adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Barangkat dari
kenyataan tersebut, pengembangan sumber daya air sejak dari dulu
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan kehidupan
manusia di Indonesia.
Dalam
sudut pandang secara luas dan umum, tergambarkan bahwa tidak akan
terjadi kekurangan air di Indonesia, setidaknya dalam beberapa tahun
mendatang, akan tetapi secara geografis menunjukkan hal yang
sebaliknya. Jawa, adalah pulau yang mengalami krisis akan
pemanfaatan air, Kepulauan Nusa Tenggara sebagai daerah terkering di
Indonesia, menjadikan Nusa Tenggara sebagai daerah rawan kekeringan.
Jika
kita tidak melakukan perubahan pengelolaan sumber daya air maka
kondisi yang akan datang akan semakin buruk, dan menyadari hal itu
secara mendasar telah diundangkan Undang-undang
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai
landasan pengaturan pengelolaan sumber daya air.
KESIMPULAN
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi
pencemaran
terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan
usah
pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri
ke sungai.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Google.http://dakir.wordpress.com/
Google.www.kosmaext2010.com/
Buku :
Pendidikan Lingkungan Hidup
Penulis :
Sudjoko, M.S.
Agung Wijaya, S, S.Pd.
Sukarni Hidayat, M.Si.
Siti Mariya, M.Kes.
Wita Setianingsih, S.Pd.
Copy
Editor : Symsir
ISBN :
978-979-011-269-8
Hak
Penerbit pada Penerbit Universitas Terbuka, 2012
Kepemerintahan
Pendidikan Nasional
Kotak
pos 6666-Jakarta 10001 Indonesia
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air
merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air
dalam
kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya.
Penambahan
jumlah
konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas
pendistribusian,
penyediaan
dan pelayanan air bersih, hal tersebut telah menimbulkan suatu
kesulitan
dimana
air bersih yang tersedia tidak cukup bagi penduduk yang
membutuhkannya,
sehingga
para konsumen yang berada jauh di ujung pelayanan pemberian air
bersih
telah
kehilangan kesempatan mendapatkan air bersih.
Dengan
semakin menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan,
ketersediaan
air yang dapat langsung dikonsumsi dari alam juga akan semakin
berkurang.
Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air
keseluruh
daerah
pelayanan, sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara untuk
memperoleh
air sesuai dengan keinginannya.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
Pasokan
air ke konsumen umumnya dilakukan melalui sistem pipa distribusi air
yang
biasanya
sangat kompleks.
Sistem
distribusi air minum umumnya merupakan suatu jaringan perpipaan
yang
tersusun atas sistem pipa, pompa dan perlengkapan lainnya.
Kompleksitas dari
perpipaan
ini menghadirkan masalah dalam distribusi debit dan tekanan yang
berkaitan
dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran
air
bersih
atau air minum.
Untuk
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan suatu model sistem jaringan
pipa
distribusi air yang melibatkan pengetahuan yang menyangkut
persamaanpersamaan
dalam
hidrolika saluran tertutup. Persamaan dasar yang terkait dengan
hidrolika
ini adalah persamaan kontinuitas dan kekekalan energi. Disamping itu
diperlukan
juga persamaan lain, yaitu persamaan kehilangan tekanan (headloss).
Dengan
menggabungkan persamaan-persamaan tersebut dapat dibangun suatu
sistem
persamaan yang menggambarkan sistem jaringan pipa distribusi air
bersih
yang
pada akhirnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air
bersih
serta dapat memaksimalkan air bersih yang telah tersedia.
1.2
. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan
dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah debit yang ada di
lapangan
masih mencukupi atau tidak dalam melayani pelanggan di Perumahan
Kampung
Nelayan dengan mengevaluasi debit air dan diameter pipa distribusi
air
bersih
dengan memakai acuan rumus dari Darcy-Weisbach dan rumus lain yang
berkaitan
satu sama lain seperti Hazen-Williams dan sebagainya.
Manfaat
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan, menambah
pengetahuan
dan wawasan akan jaringan pipa air bersih bagi mahasiswa teknik sipil
pada
khususnya dan masyrakat dan pemerintah pada umumnya. Selain itu
diharapkan
dapat
meningkatkan kesadaran kita sebagai pengguna air bersih mengenai
pentingnya
pengelolaan dan penggunaan sumber air bersih. Dan semoga penelitian
ini
dapat menjadi pedoman atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaannya di
lapangan.
-
Ruang Lingkup Pembahasan
Pada
tugas akhir ini, penulis akan mengevaluasi pada debit air dan juga
diameter
pipa distribusi air bersih yang mana sumber air berasal dari sumur
bor yang
di
keluarkan ke tiap aliran pipa rumah-rumah masyarakat serta menghitung
jumlah
kebutuhan
air yang di pakai tiap-tiap penduduk.
-
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini, dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah debit air yang ada selama ini masih mencukupi kebutuhan
masyarakat
Kampung Nelayan akan air bersih atau tidak.
2.
Bagaimana cara memaksimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi
kebutuhan
air bersih masyarakat di Kampung Nelayan.
-
Pembatasan Masalah
Pada
tugas akhir ini penulis akan membahas evaluasi pada debit air dan
juga
diameter
pipa distribusi air bersih. Adapun permasalahan yang dievaluasi
antara lain:
1.
Kapasitas aliran fluida.
2.
Perhitungan debit air yang di keluarkan ke tiap rumah penduduk
3.
Diameter atau ukuran pipa yang di gunakan
4.
Spesifikasi pompa yang digunakan pada pipa air bersih
1.5.
Metodologi Penelitian
Dalam
menganalisa hasil studi ini maka penulis mencari bahan-bahan dan data
data
yang
diperlukan melalui:
1)
Mengumpulkan literatur dari beberapa buku yang berkaitan dengan air
bersih
dan perpipaan.
2)
Mengumpulkan data-data yang diperlukan terdiri dari :
-
Data Primer : merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan seperti tinjauan ke sumber air yaitu sumur bor, operasional pompa.
b.
Data Sekunder : Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi
yang terkait dalam
permasalahan
ini, seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Medan
jurnal,
buku
literatur, internet dan PDAM Tirtanadi
Cabang
Belawan.
a.1.
Data Primer
Secara
umum pengertian data primer adalah data yang diperoleh dari
sumber
pertama/sumber data atau data yang dikumpulkan peneliti secara
langsung
melalui obyek penelitian dan data ini biasanya belum diolah seperti
tinjauan
ke sumber air yaitu sumur bor. Di sini peneliti melihat keadaan
sumur
bor pada waktu beroperasi dalam mengalirkan air bersih ke pipa-pipa
masyarakat.
Serta mengetahui cara kerja dari operasional pompa sumur bor.
Untuk
jaringan pipa, peneliti didampingi mentor lapangan melihat jalur pipa
air
bersih.
a.2.
Data Sekunder
Secara
umum pengertian data sekunder adalah data yang diperoleh dari
pihak
kedua,data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah. Dari PDAM
Tirtanadi
Cabang Belawan peneliti mendapatkan data berupa antara lain dari
laporan
informasi, jumlah pelanggan, rata-rata pemakaian, tekanan air ,
sumber
air masuk, pemakaian air pada peak
hour,
panjang pipa, dan diameter
pipa.
Sedangkan dari Dinas Perkim kota medan data yang di dapat kurang
lebih
hampir sama dengan data dari PDAM Cabang Belawan, di tambah data
keadaan
sosial masyarakat setempat.
3)
Pengolahan Data
Untuk
pengolahan data dalam tugas akhir ini, hasil survey lapangan akan
di
evaluasi debit air dan diameter pipa distribusi air bersih di
Perumahan
Kampung
Nelayan Kelurahan Nelayan Indah, Belawan. Dengan
menggunakan
persamaan rumus dari Darcy-Weisbach.
Bab
2. Sumber Air dan Daur Hidrolik
Air
merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi terbarukan (
Potensial Renewable ).
Dikatakan potensail karena ketersediaan air di alam mengikuti suatu
siklus yang melibatkan berbagai komponen ekosistem. Siklus ini
dinamis dan tidak pernah terhenti selama tidak ada faktor luar yang
menghentikan.
-
SUMBER AIR DI ALAM
-
Laut
Laut
adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Dalam kaitannya dengan siklus hidrologi, laut merupakan stok air
terbesar di alam. Dengan volume air sebesar 97,41 % dari keseluruhan
air yang tersedia di alam, lautan memberikan kontribusi cukup besar
bagi dinamika daur hidrologi.
-
Danau
Danau
adalah suatu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif
kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan
daratan. Bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan
dengan luas daerahnya. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia ( rumah tangga, industri,
dan pertanian ).
-
Sungai
Dalam
siklus hidrologi fungsi sungai sangat penting untuk menampung air
larian dan air hujan.
-
Air Bawah Tanah
Lebih
dari 98% dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan
tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Sisanya 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir.
-
Air di Atmosfer Bumi
Secara
meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmosfer
bumi. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk, yaitu dalam bentuk
uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butiran cairan, dan hablur es.
Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni
hujan, hujan es, dan salju.
Atmosfer
membungkus bumi dengan lapisan-lapisan yang jelas batas-batasnya.
Lapisan yang pertama dan yang paling bawah adalah troposfer.
Selain
matahari, geometri bumi, dan atmosfer, masih ada factor terakhir yang
mempengaruhi cuaca. Faktor ini adalah bentuk-bentuk geofisik
permukaan bumi, seperti misalnya pegunungan, samudera, benua, lembah,
atau danau. Bagaimana cuaca di suatu daerah pada hari ini atau pada
bulan yang akan dating sangat bergantung kepada bentuk permukaan
daerah tersebut.
Daratan,
misalnya lebih cepat mengumpulkan panas dan juga lebih cepat
kehilangan panas dibandingkan dengan perairan.
-
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus
Hidrologi adalah
siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presivitasi ,evaporasi, dan
transpirasi.
Matahari
sebagai sumber energi merupakan motor penggerak utama terjadinya
siklus hidrologi. Matahari adalah sebuah bintang putih
kekuning-kuningan dengan diameter 1.390.000 km dan berada pada jarak
150.000.000 km dari bumi. Lapisannya yang luar disebut fotosfer,
mempunyai suhu setinggi 6.0000
C,
bagian intinya mencapai 17.000.000o
C. Volume matahari 1.306.000 kali voume bumi. Bobotnya diperkirakan
333.420 kali bobot bumi. Matahari merupakan sumber energy bagi segala
kehidupan di bumi.
Sumber
energy kita ini merupakan suatu pembangkit tenaga termonuklir yang
didalamnya terjadi proses fusi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi
helium.
Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi yang dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, uap
air mengembang, mendingin, dan kemudian berkondensasi, biasanya pada
partikel-partikeldebu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat
berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es,
salju, hujan batu es (hail)).
Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. Awan
yang jenuh kemudian jatuh sebagaipresipitasi dalam bentuk hujan,
hujan es, salju (sleet),
dan hujan gerimis atau kabut.
Menurut
cara terjadinya ada 3 jenis hujan, yaitu hujan konveksi, hujan
orografi, dan hujan frontal.
Pada
perjalanan menuju bumi beberapa presitipasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diinterssepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah . Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda,
yaitu :
-
Evaporasi/transpirasi
Air
yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan sebagainya
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi
awan. Pada keadaan jenuah uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energy untuk
melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer.
Sekitar
95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap akhir tahunnya. Hampir
80.000 mil kubik berasal dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal
dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling
penting juga berasal dari transparansi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Setiap harinya tanaman akan melepaskan air 5 sampai 10 kali sebanyak
air yang di dapat di tanah. Berikut ini adalah data tentang laju
transpirasi dari berbagai tanaman.
Tabel
3.4
Laju
Transpirasi dari Berbagai Jenis Tumbuhan
Jenis
tumbuhan
|
Laju
Transpirasi (mm/tahun)
|
||
Subur
|
Rata-rata
|
Kurus
|
|
Kerinyu(E.pallescens)
|
2900
|
1600-2000
|
1000
|
Lamtoro(L.leucocephala)
|
4670
|
3000-4000
|
-
|
Acacia
vilosa
|
2400
|
1600
|
-
|
Orok-orok(C.anagyroides)
|
2300
|
1500
|
-
|
Karet
|
1200
|
-
|
-
|
Jati
|
1200
|
800-1000
|
450
|
Bambu
|
3000
|
-
|
-
|
Hutan
alam
|
-
|
1200
|
-
|
Sumber
: otto Sumarwoto, 1992
-
Infiltrasi/Perkolasi ke Dalam Tanah
Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertical atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga memasuki kembali system air permukaan.
-
Air Permukaan
Air
bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran tanah dan danau,
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah maka aliran
permukaan semakin besar . Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar
daerah aliran sungai mennuju laut.
Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen siklus hidrologi
membentuk system Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relative tetap, yang berubah adalah wujud
tempatnya.
-
SUMBER AIR
Pada
kenyatannya hanya 0,029% dari air yang tersedia di alam masuk dalam
siklus hidrologidi litosfer setiap tahunnya. Sebagian besar lainnya
tertinggal dalam system perairan karena setiap system perairan
memiliki laju pergantian air yang lamanya berbeda. Berikut ini
adalah data tentang laju pergantian air untuk setiap lokasi.
Tabel
3.5
Lokasi
dan Rata-rata Laju Pergantian Air
Lokasi
Air
|
Rata-rata
Laju Pergantian Air
|
Samudera
|
3.100
tahun (37.000 tahun untuk laut dalam)
|
Atmosfer
|
9-12
hari
|
Daratan
es
|
16.000
tahun
|
Glaciers
|
16.000
tahun
|
Danau
asin
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Danau
air tawar
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Sungai
|
12-20
hari
|
Dalam
partikel tanah
|
280
hari
|
Dalam
air tanah (Groundwaters)
Pada
kedalaman 1000 meter
Pada
kedalaman 2000 meter
|
3000
tahun
4600
tahun
|
-
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Air
merupakan sumber daya yang amat vital bagi kehidupan, karena air
berfungsi sebagai bahan pelarut dan sarana pengangkutan unsure
makanan dan tanah ke dalam tubuh tumbuhan dan dalam tubuh hewan
melarutkan bahan buangan, dan sebagai bahan mentah proses
fotosintesis. Bagi lingkungan fisik, air berfungsi sebagai salah satu
factor penentu cuaca dan iklim dunia. Jadi, semua makhluk tergantung
pada keberadaan air.
Masalah
dalam pengelolaan air, terdapat suatu prinsip, yaitu kita tidak dapat
menambah persediaan air yang ada di bumi ini, karena jumlah adalah
tetap dan hanya keberadaan kumpulan (konsentrasi) dari fase-fase
sajalah yang berbeda. Oleh sebab itu, pengelolaan persediaan air
dilakukan berdasarkan pengendalian lokasi dan fase-fase tersebut.
Ada
tiga metode dasar dalam melakukan pengelolaan air, yaitu (Miller,
Jr., 1982 : 364-565)
-
Pendekatan Input, merupakan pengelolaan yang bertujuan memperbesar persediaan air untuk kawasan tertentu, dalam kaitan dengan tata guna air, yaitu : membendung bendungan, membendung waduk, dan penataan sungai, penggunaan air sungai, penggunaan air tanah, penawaran air laut, pencairan gunung es, dsb.
-
Pendekatan output, yaitu dengan cara mengurangi laju penguapan dan membersihkan air dari bahan-bahan pencemar pada persediaan air yang telah ada.
-
Pendekatan Throughput, yaitu pemeliharaan (konservasi) air dengan cara mengurangi rata-rata jumlah penggunaan air perkapita.
Air
tanah digunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum. Tetapi
dimungkinkan pula untuk keperluan MCK, dan bahkan untuk industry.
Jika untuk berbagai keperluan tersebut, terutama kegiatan industry,
lebih bertumpuh pada pengunaan tanah dan mengabaikan penggunaan air
permukaan maka penyedotan air tanah menjadi sangat meningkat.
Pengurasan air tanah akan menimbulkan permasalahan lingkungan berupa
: (a) penipisan persediaan air tanah ; (b) permukaan tanah menjadi
ambles (tanah terban); (c) air tanah didaerah pantai menjadi asin,
karena instrusi air laut kedalam tanah; (d) air tanah terkontaminasi
oleh limbah yang berasal dari kegiatan manusia.
-
KUALITAS AIR DAN PENCEMARAN
Pengertian
pencemaran air dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1988, Bab I Pasal 1. Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan/atau
komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Dapat
disimpulkan bahwa air tercemar adalah air yang mengandung bahan asing
dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air
tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya
untuk air minum, pertanian, perikanan, dll.
-
Bahan Pencemar Perairan
Bahan
Pencemar perairan digolongkan dalam 8 kategori, yaitu :
-
Bahan pencemar yang membutuhkan oksigen dalam hal ini limbah rumah tangga, limbah ternak, dan beberapa limbah industri.
-
Agen pembawa penyakit dalam hal ini bakteri, parasit, dan virus.
-
Zat organik dan mineral, yaitu asam garam, kimia dan logam beracun.
-
Zat organik misalnya pestisida, detergen, minyak, dan limbah industri.
-
Pupuk tanaman seperti fosfat dan nirat.
-
Sedimen
-
Subtansi radioaktif
-
Klor
-
Sumber Pencemaran Air
Sumber-sumber
pencemaran air meliputi :
-
Sumber yang dapat dikenali (point resources), yaitu sumber pencemaran air yang asalnya dapat segera teridentifikasi.
-
Limbah Industri/Pertambangan
Air
limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organic maupun
anorganik. Secara umum zat-zat tersebut digolongkan menjadi :
-
Garam anorganik seperti magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.
-
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri biji logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoranberupa ikatan belerang.
-
Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan cat.
-
Logam berat seperti cadnium, air raksa (merkuri), dan krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam, dll.
Zat-zat
tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran
yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna air tersebut,
termasuk manusia.
-
Kegiatan penebangan hutan
Penebangan
hutan secara besar-besaran dan berkelanjutan akan menyebabkan hutan
gundul dan mengakibatkan erosi pada musim hujan sehingga terjadi
pengikisan humus dan pengikisan tanah.
-
Sumber pencemaran yang tidak bisa dikenali asalnya (non point polutan)
Contoh
pencemaran yang tidak dapat diidentifikasi sumbernya adalah :
-
Limbah Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar selain limbah
industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.
-
Limbah Lalu Lintas
Limbah
lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tanker.
-
Limbah Pertanian
Limbah
pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan.
-
Akibat Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat menganggu peredaran dan memungkinkan kualitas air menurun
sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air yang bercampur
zat-zat pencemar dapat membahayakan kesehatan manusia dan kehidupan
makhluk lainnya.
Akibat
yang ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu antara lain :
-
Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas dari buangan yang dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan.
-
Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan dan dikonsumsi, dapat mengganggu kesehatan manusia karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel.
-
Pencemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri-bakteri patogen.
-
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan melalui :
-
Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usah pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah
dan limbah industri ke sungai.
Masayarakat
di sekitar sungai perlu menngubah perilaku tentang pemanfaatan sungai
agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah
dan tempat mandi-cuci-kakus-(MCK). Limbah industri hendaknya diproses
dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat
baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki
fungsi ekologis
-
Pembuatan kolam pengolah limbah cair
Saat
ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic
tank
di daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC.
Untuk
limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis
(pengadukan), kimiawi (di beri zat kimia tertentu), maupun
biologis(diberi bakteeri, ganggang dan tumbuhan air lainnya). Pada
kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan
polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh
polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar
(selokan, sungai, dll) hanyalah air yang tercemar.
Salah
satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut :
-
Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
-
Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan padatan secara biologis.
-
Proses pengendapan secara tersier, yaitu menghilangkan komponen fosfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau.
-
PERMASALAHAN KEBUTUHAN AIR DI KOTA-KOTA BESAR INDONESIA
-
Sistem Pengaturan Air Tanah
Menyadari
dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pemenuhan kebutuhan air
melalui pengambilan air bawah tanah secara berlebihan, misalnya
meluasnya intrusi air laut ke daratan dan kerusakan lingkungan
lainnya, telah dikeluarkan Peraturan
Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 02.P/101/M.PE/1994 tentang
Pengurusan Administrasi Air Bawah Tanah.
Air
bawah tanah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah semua air yang
terdapat dalam lapisan mengandung air di bawah permukaan tanah,
termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas pemukaan tanh.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa pengambilan air bawah tanah
hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin dan setiap pengambilan
air bawah tanah dikenakan pungutan.
Pada
dasarnya yang perlu dilakukan oleh masyarakat kota adalah :
-
Menggunakan air secara bijaksana, yaitu hemat air, misalnya menutup keran bila air sedang tidak dipakai, memperbaiki bocoran.
-
Tidak menutup permukaan tanah dengan lapisan yang dapat menghambat peresapan air.
-
Ketersediaan dan Kelangkaan Air
Air
merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70%
permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik.
Namun, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar
dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air,
kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya
terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada,
hamper semuanya, kira-kira 17%-nya tersimpan dalam lapisan kutub atau
berada sangat dalam dibawah tanah.
Selain
itu, angka curah hujan sering kali kurang dapat dipercaya sehingga
persediaan air yang nyata sering jauh di bawah angka rata-rata yang
ditunjukkan.
Hunian
pinggiran yang lebih padat sering dibangun secara membahayakan di
atas tanah yang tak dapat digunakan untuk apapun, seperti bukit-bukit
terjal yang labil atau daerah yang rawan banjir. Kawasan seperti itu
tidak sesuai dengan perencaan kota yang manapun, dipandang dari segi
tata letak ataupun kebakuan. Karena kawasan semacam itu dianggap sah
secara hukum dan bersifat “darurat”, pemerintah kota biasanya
tidak cepat melengkapinya dengan prasarana seperti jalan, gedung,
sekolah, klinik kesehatan, pasokan air, dan sanitasi. Namun,
sebenarnya hunian seperti ini tak pelak akan menjadi pola bagi kota
yang harus dilayani dengan prasarana modern, hal ini mempunyai
implikasi-implikasi baik untuk pemecahan secara teknis maupun secara
lembaga yang akan diperlukan sebagai syarat supaya segala layanan
mencapai semua orang dan berkesinambungan.
Air
adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Barangkat dari
kenyataan tersebut, pengembangan sumber daya air sejak dari dulu
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan kehidupan
manusia di Indonesia.
Dalam
sudut pandang secara luas dan umum, tergambarkan bahwa tidak akan
terjadi kekurangan air di Indonesia, setidaknya dalam beberapa tahun
mendatang, akan tetapi secara geografis menunjukkan hal yang
sebaliknya. Jawa, adalah pulau yang mengalami krisis akan
pemanfaatan air, Kepulauan Nusa Tenggara sebagai daerah terkering di
Indonesia, menjadikan Nusa Tenggara sebagai daerah rawan kekeringan.
Jika
kita tidak melakukan perubahan pengelolaan sumber daya air maka
kondisi yang akan datang akan semakin buruk, dan menyadari hal itu
secara mendasar telah diundangkan Undang-undang
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai
landasan pengaturan pengelolaan sumber daya air.
KESIMPULAN
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi
pencemaran
terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan
usah
pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri
ke sungai.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Google.http://dakir.wordpress.com/
Google.www.kosmaext2010.com/
Buku :
Pendidikan Lingkungan Hidup
Penulis :
Sudjoko, M.S.
Agung Wijaya, S, S.Pd.
Sukarni Hidayat, M.Si.
Siti Mariya, M.Kes.
Wita Setianingsih, S.Pd.
Copy
Editor : Symsir
ISBN :
978-979-011-269-8
Hak
Penerbit pada Penerbit Universitas Terbuka, 2012
Kepemerintahan
Pendidikan Nasional
Kotak
pos 6666-Jakarta 10001 Indonesia
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air
merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air
dalam
kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya.
Penambahan
jumlah
konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas
pendistribusian,
penyediaan
dan pelayanan air bersih, hal tersebut telah menimbulkan suatu
kesulitan
dimana
air bersih yang tersedia tidak cukup bagi penduduk yang
membutuhkannya,
sehingga
para konsumen yang berada jauh di ujung pelayanan pemberian air
bersih
telah
kehilangan kesempatan mendapatkan air bersih.
Dengan
semakin menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan,
ketersediaan
air yang dapat langsung dikonsumsi dari alam juga akan semakin
berkurang.
Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air
keseluruh
daerah
pelayanan, sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara untuk
memperoleh
air sesuai dengan keinginannya.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
Pasokan
air ke konsumen umumnya dilakukan melalui sistem pipa distribusi air
yang
biasanya
sangat kompleks.
Sistem
distribusi air minum umumnya merupakan suatu jaringan perpipaan
yang
tersusun atas sistem pipa, pompa dan perlengkapan lainnya.
Kompleksitas dari
perpipaan
ini menghadirkan masalah dalam distribusi debit dan tekanan yang
berkaitan
dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran
air
bersih
atau air minum.
Untuk
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan suatu model sistem jaringan
pipa
distribusi air yang melibatkan pengetahuan yang menyangkut
persamaanpersamaan
dalam
hidrolika saluran tertutup. Persamaan dasar yang terkait dengan
hidrolika
ini adalah persamaan kontinuitas dan kekekalan energi. Disamping itu
diperlukan
juga persamaan lain, yaitu persamaan kehilangan tekanan (headloss).
Dengan
menggabungkan persamaan-persamaan tersebut dapat dibangun suatu
sistem
persamaan yang menggambarkan sistem jaringan pipa distribusi air
bersih
yang
pada akhirnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air
bersih
serta dapat memaksimalkan air bersih yang telah tersedia.
1.2
. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan
dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah debit yang ada di
lapangan
masih mencukupi atau tidak dalam melayani pelanggan di Perumahan
Kampung
Nelayan dengan mengevaluasi debit air dan diameter pipa distribusi
air
bersih
dengan memakai acuan rumus dari Darcy-Weisbach dan rumus lain yang
berkaitan
satu sama lain seperti Hazen-Williams dan sebagainya.
Manfaat
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan, menambah
pengetahuan
dan wawasan akan jaringan pipa air bersih bagi mahasiswa teknik sipil
pada
khususnya dan masyrakat dan pemerintah pada umumnya. Selain itu
diharapkan
dapat
meningkatkan kesadaran kita sebagai pengguna air bersih mengenai
pentingnya
pengelolaan dan penggunaan sumber air bersih. Dan semoga penelitian
ini
dapat menjadi pedoman atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaannya di
lapangan.
-
Ruang Lingkup Pembahasan
Pada
tugas akhir ini, penulis akan mengevaluasi pada debit air dan juga
diameter
pipa distribusi air bersih yang mana sumber air berasal dari sumur
bor yang
di
keluarkan ke tiap aliran pipa rumah-rumah masyarakat serta menghitung
jumlah
kebutuhan
air yang di pakai tiap-tiap penduduk.
-
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini, dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah debit air yang ada selama ini masih mencukupi kebutuhan
masyarakat
Kampung Nelayan akan air bersih atau tidak.
2.
Bagaimana cara memaksimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi
kebutuhan
air bersih masyarakat di Kampung Nelayan.
-
Pembatasan Masalah
Pada
tugas akhir ini penulis akan membahas evaluasi pada debit air dan
juga
diameter
pipa distribusi air bersih. Adapun permasalahan yang dievaluasi
antara lain:
1.
Kapasitas aliran fluida.
2.
Perhitungan debit air yang di keluarkan ke tiap rumah penduduk
3.
Diameter atau ukuran pipa yang di gunakan
4.
Spesifikasi pompa yang digunakan pada pipa air bersih
1.5.
Metodologi Penelitian
Dalam
menganalisa hasil studi ini maka penulis mencari bahan-bahan dan data
data
yang
diperlukan melalui:
1)
Mengumpulkan literatur dari beberapa buku yang berkaitan dengan air
bersih
dan perpipaan.
2)
Mengumpulkan data-data yang diperlukan terdiri dari :
-
Data Primer : merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan seperti tinjauan ke sumber air yaitu sumur bor, operasional pompa.
b.
Data Sekunder : Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi
yang terkait dalam
permasalahan
ini, seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Medan
jurnal,
buku
literatur, internet dan PDAM Tirtanadi
Cabang
Belawan.
a.1.
Data Primer
Secara
umum pengertian data primer adalah data yang diperoleh dari
sumber
pertama/sumber data atau data yang dikumpulkan peneliti secara
langsung
melalui obyek penelitian dan data ini biasanya belum diolah seperti
tinjauan
ke sumber air yaitu sumur bor. Di sini peneliti melihat keadaan
sumur
bor pada waktu beroperasi dalam mengalirkan air bersih ke pipa-pipa
masyarakat.
Serta mengetahui cara kerja dari operasional pompa sumur bor.
Untuk
jaringan pipa, peneliti didampingi mentor lapangan melihat jalur pipa
air
bersih.
a.2.
Data Sekunder
Secara
umum pengertian data sekunder adalah data yang diperoleh dari
pihak
kedua,data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah. Dari PDAM
Tirtanadi
Cabang Belawan peneliti mendapatkan data berupa antara lain dari
laporan
informasi, jumlah pelanggan, rata-rata pemakaian, tekanan air ,
sumber
air masuk, pemakaian air pada peak
hour,
panjang pipa, dan diameter
pipa.
Sedangkan dari Dinas Perkim kota medan data yang di dapat kurang
lebih
hampir sama dengan data dari PDAM Cabang Belawan, di tambah data
keadaan
sosial masyarakat setempat.
3)
Pengolahan Data
Untuk
pengolahan data dalam tugas akhir ini, hasil survey lapangan akan
di
evaluasi debit air dan diameter pipa distribusi air bersih di
Perumahan
Kampung
Nelayan Kelurahan Nelayan Indah, Belawan. Dengan
menggunakan
persamaan rumus dari Darcy-Weisbach.
Bab
2. Sumber Air dan Daur Hidrolik
Air
merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi terbarukan (
Potensial Renewable ).
Dikatakan potensail karena ketersediaan air di alam mengikuti suatu
siklus yang melibatkan berbagai komponen ekosistem. Siklus ini
dinamis dan tidak pernah terhenti selama tidak ada faktor luar yang
menghentikan.
-
SUMBER AIR DI ALAM
-
Laut
Laut
adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Dalam kaitannya dengan siklus hidrologi, laut merupakan stok air
terbesar di alam. Dengan volume air sebesar 97,41 % dari keseluruhan
air yang tersedia di alam, lautan memberikan kontribusi cukup besar
bagi dinamika daur hidrologi.
-
Danau
Danau
adalah suatu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif
kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan
daratan. Bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan
dengan luas daerahnya. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia ( rumah tangga, industri,
dan pertanian ).
-
Sungai
Dalam
siklus hidrologi fungsi sungai sangat penting untuk menampung air
larian dan air hujan.
-
Air Bawah Tanah
Lebih
dari 98% dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan
tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Sisanya 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir.
-
Air di Atmosfer Bumi
Secara
meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmosfer
bumi. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk, yaitu dalam bentuk
uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butiran cairan, dan hablur es.
Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni
hujan, hujan es, dan salju.
Atmosfer
membungkus bumi dengan lapisan-lapisan yang jelas batas-batasnya.
Lapisan yang pertama dan yang paling bawah adalah troposfer.
Selain
matahari, geometri bumi, dan atmosfer, masih ada factor terakhir yang
mempengaruhi cuaca. Faktor ini adalah bentuk-bentuk geofisik
permukaan bumi, seperti misalnya pegunungan, samudera, benua, lembah,
atau danau. Bagaimana cuaca di suatu daerah pada hari ini atau pada
bulan yang akan dating sangat bergantung kepada bentuk permukaan
daerah tersebut.
Daratan,
misalnya lebih cepat mengumpulkan panas dan juga lebih cepat
kehilangan panas dibandingkan dengan perairan.
-
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus
Hidrologi adalah
siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presivitasi ,evaporasi, dan
transpirasi.
Matahari
sebagai sumber energi merupakan motor penggerak utama terjadinya
siklus hidrologi. Matahari adalah sebuah bintang putih
kekuning-kuningan dengan diameter 1.390.000 km dan berada pada jarak
150.000.000 km dari bumi. Lapisannya yang luar disebut fotosfer,
mempunyai suhu setinggi 6.0000
C,
bagian intinya mencapai 17.000.000o
C. Volume matahari 1.306.000 kali voume bumi. Bobotnya diperkirakan
333.420 kali bobot bumi. Matahari merupakan sumber energy bagi segala
kehidupan di bumi.
Sumber
energy kita ini merupakan suatu pembangkit tenaga termonuklir yang
didalamnya terjadi proses fusi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi
helium.
Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi yang dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, uap
air mengembang, mendingin, dan kemudian berkondensasi, biasanya pada
partikel-partikeldebu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat
berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es,
salju, hujan batu es (hail)).
Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. Awan
yang jenuh kemudian jatuh sebagaipresipitasi dalam bentuk hujan,
hujan es, salju (sleet),
dan hujan gerimis atau kabut.
Menurut
cara terjadinya ada 3 jenis hujan, yaitu hujan konveksi, hujan
orografi, dan hujan frontal.
Pada
perjalanan menuju bumi beberapa presitipasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diinterssepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah . Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda,
yaitu :
-
Evaporasi/transpirasi
Air
yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan sebagainya
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi
awan. Pada keadaan jenuah uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energy untuk
melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer.
Sekitar
95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap akhir tahunnya. Hampir
80.000 mil kubik berasal dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal
dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling
penting juga berasal dari transparansi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Setiap harinya tanaman akan melepaskan air 5 sampai 10 kali sebanyak
air yang di dapat di tanah. Berikut ini adalah data tentang laju
transpirasi dari berbagai tanaman.
Tabel
3.4
Laju
Transpirasi dari Berbagai Jenis Tumbuhan
Jenis
tumbuhan
|
Laju
Transpirasi (mm/tahun)
|
||
Subur
|
Rata-rata
|
Kurus
|
|
Kerinyu(E.pallescens)
|
2900
|
1600-2000
|
1000
|
Lamtoro(L.leucocephala)
|
4670
|
3000-4000
|
-
|
Acacia
vilosa
|
2400
|
1600
|
-
|
Orok-orok(C.anagyroides)
|
2300
|
1500
|
-
|
Karet
|
1200
|
-
|
-
|
Jati
|
1200
|
800-1000
|
450
|
Bambu
|
3000
|
-
|
-
|
Hutan
alam
|
-
|
1200
|
-
|
Sumber
: otto Sumarwoto, 1992
-
Infiltrasi/Perkolasi ke Dalam Tanah
Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertical atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga memasuki kembali system air permukaan.
-
Air Permukaan
Air
bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran tanah dan danau,
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah maka aliran
permukaan semakin besar . Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar
daerah aliran sungai mennuju laut.
Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen siklus hidrologi
membentuk system Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relative tetap, yang berubah adalah wujud
tempatnya.
-
SUMBER AIR
Pada
kenyatannya hanya 0,029% dari air yang tersedia di alam masuk dalam
siklus hidrologidi litosfer setiap tahunnya. Sebagian besar lainnya
tertinggal dalam system perairan karena setiap system perairan
memiliki laju pergantian air yang lamanya berbeda. Berikut ini
adalah data tentang laju pergantian air untuk setiap lokasi.
Tabel
3.5
Lokasi
dan Rata-rata Laju Pergantian Air
Lokasi
Air
|
Rata-rata
Laju Pergantian Air
|
Samudera
|
3.100
tahun (37.000 tahun untuk laut dalam)
|
Atmosfer
|
9-12
hari
|
Daratan
es
|
16.000
tahun
|
Glaciers
|
16.000
tahun
|
Danau
asin
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Danau
air tawar
|
10-100
tahun tergantung kedalaman
|
Sungai
|
12-20
hari
|
Dalam
partikel tanah
|
280
hari
|
Dalam
air tanah (Groundwaters)
Pada
kedalaman 1000 meter
Pada
kedalaman 2000 meter
|
3000
tahun
4600
tahun
|
-
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Air
merupakan sumber daya yang amat vital bagi kehidupan, karena air
berfungsi sebagai bahan pelarut dan sarana pengangkutan unsure
makanan dan tanah ke dalam tubuh tumbuhan dan dalam tubuh hewan
melarutkan bahan buangan, dan sebagai bahan mentah proses
fotosintesis. Bagi lingkungan fisik, air berfungsi sebagai salah satu
factor penentu cuaca dan iklim dunia. Jadi, semua makhluk tergantung
pada keberadaan air.
Masalah
dalam pengelolaan air, terdapat suatu prinsip, yaitu kita tidak dapat
menambah persediaan air yang ada di bumi ini, karena jumlah adalah
tetap dan hanya keberadaan kumpulan (konsentrasi) dari fase-fase
sajalah yang berbeda. Oleh sebab itu, pengelolaan persediaan air
dilakukan berdasarkan pengendalian lokasi dan fase-fase tersebut.
Ada
tiga metode dasar dalam melakukan pengelolaan air, yaitu (Miller,
Jr., 1982 : 364-565)
-
Pendekatan Input, merupakan pengelolaan yang bertujuan memperbesar persediaan air untuk kawasan tertentu, dalam kaitan dengan tata guna air, yaitu : membendung bendungan, membendung waduk, dan penataan sungai, penggunaan air sungai, penggunaan air tanah, penawaran air laut, pencairan gunung es, dsb.
-
Pendekatan output, yaitu dengan cara mengurangi laju penguapan dan membersihkan air dari bahan-bahan pencemar pada persediaan air yang telah ada.
-
Pendekatan Throughput, yaitu pemeliharaan (konservasi) air dengan cara mengurangi rata-rata jumlah penggunaan air perkapita.
Air
tanah digunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum. Tetapi
dimungkinkan pula untuk keperluan MCK, dan bahkan untuk industry.
Jika untuk berbagai keperluan tersebut, terutama kegiatan industry,
lebih bertumpuh pada pengunaan tanah dan mengabaikan penggunaan air
permukaan maka penyedotan air tanah menjadi sangat meningkat.
Pengurasan air tanah akan menimbulkan permasalahan lingkungan berupa
: (a) penipisan persediaan air tanah ; (b) permukaan tanah menjadi
ambles (tanah terban); (c) air tanah didaerah pantai menjadi asin,
karena instrusi air laut kedalam tanah; (d) air tanah terkontaminasi
oleh limbah yang berasal dari kegiatan manusia.
-
KUALITAS AIR DAN PENCEMARAN
Pengertian
pencemaran air dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1988, Bab I Pasal 1. Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan/atau
komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Dapat
disimpulkan bahwa air tercemar adalah air yang mengandung bahan asing
dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air
tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya
untuk air minum, pertanian, perikanan, dll.
-
Bahan Pencemar Perairan
Bahan
Pencemar perairan digolongkan dalam 8 kategori, yaitu :
-
Bahan pencemar yang membutuhkan oksigen dalam hal ini limbah rumah tangga, limbah ternak, dan beberapa limbah industri.
-
Agen pembawa penyakit dalam hal ini bakteri, parasit, dan virus.
-
Zat organik dan mineral, yaitu asam garam, kimia dan logam beracun.
-
Zat organik misalnya pestisida, detergen, minyak, dan limbah industri.
-
Pupuk tanaman seperti fosfat dan nirat.
-
Sedimen
-
Subtansi radioaktif
-
Klor
-
Sumber Pencemaran Air
Sumber-sumber
pencemaran air meliputi :
-
Sumber yang dapat dikenali (point resources), yaitu sumber pencemaran air yang asalnya dapat segera teridentifikasi.
-
Limbah Industri/Pertambangan
Air
limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organic maupun
anorganik. Secara umum zat-zat tersebut digolongkan menjadi :
-
Garam anorganik seperti magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.
-
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri biji logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoranberupa ikatan belerang.
-
Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan cat.
-
Logam berat seperti cadnium, air raksa (merkuri), dan krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam, dll.
Zat-zat
tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran
yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna air tersebut,
termasuk manusia.
-
Kegiatan penebangan hutan
Penebangan
hutan secara besar-besaran dan berkelanjutan akan menyebabkan hutan
gundul dan mengakibatkan erosi pada musim hujan sehingga terjadi
pengikisan humus dan pengikisan tanah.
-
Sumber pencemaran yang tidak bisa dikenali asalnya (non point polutan)
Contoh
pencemaran yang tidak dapat diidentifikasi sumbernya adalah :
-
Limbah Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar selain limbah
industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.
-
Limbah Lalu Lintas
Limbah
lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tanker.
-
Limbah Pertanian
Limbah
pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan.
-
Akibat Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat menganggu peredaran dan memungkinkan kualitas air menurun
sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air yang bercampur
zat-zat pencemar dapat membahayakan kesehatan manusia dan kehidupan
makhluk lainnya.
Akibat
yang ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu antara lain :
-
Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas dari buangan yang dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan.
-
Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan dan dikonsumsi, dapat mengganggu kesehatan manusia karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel.
-
Pencemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri-bakteri patogen.
-
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan melalui :
-
Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usah pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah
dan limbah industri ke sungai.
Masayarakat
di sekitar sungai perlu menngubah perilaku tentang pemanfaatan sungai
agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah
dan tempat mandi-cuci-kakus-(MCK). Limbah industri hendaknya diproses
dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat
baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki
fungsi ekologis
-
Pembuatan kolam pengolah limbah cair
Saat
ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic
tank
di daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC.
Untuk
limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis
(pengadukan), kimiawi (di beri zat kimia tertentu), maupun
biologis(diberi bakteeri, ganggang dan tumbuhan air lainnya). Pada
kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan
polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh
polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar
(selokan, sungai, dll) hanyalah air yang tercemar.
Salah
satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut :
-
Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
-
Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan padatan secara biologis.
-
Proses pengendapan secara tersier, yaitu menghilangkan komponen fosfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau.
-
PERMASALAHAN KEBUTUHAN AIR DI KOTA-KOTA BESAR INDONESIA
-
Sistem Pengaturan Air Tanah
Menyadari
dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pemenuhan kebutuhan air
melalui pengambilan air bawah tanah secara berlebihan, misalnya
meluasnya intrusi air laut ke daratan dan kerusakan lingkungan
lainnya, telah dikeluarkan Peraturan
Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 02.P/101/M.PE/1994 tentang
Pengurusan Administrasi Air Bawah Tanah.
Air
bawah tanah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah semua air yang
terdapat dalam lapisan mengandung air di bawah permukaan tanah,
termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas pemukaan tanh.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa pengambilan air bawah tanah
hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin dan setiap pengambilan
air bawah tanah dikenakan pungutan.
Pada
dasarnya yang perlu dilakukan oleh masyarakat kota adalah :
-
Menggunakan air secara bijaksana, yaitu hemat air, misalnya menutup keran bila air sedang tidak dipakai, memperbaiki bocoran.
-
Tidak menutup permukaan tanah dengan lapisan yang dapat menghambat peresapan air.
-
Ketersediaan dan Kelangkaan Air
Air
merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70%
permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik.
Namun, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar
dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air,
kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya
terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada,
hamper semuanya, kira-kira 17%-nya tersimpan dalam lapisan kutub atau
berada sangat dalam dibawah tanah.
Selain
itu, angka curah hujan sering kali kurang dapat dipercaya sehingga
persediaan air yang nyata sering jauh di bawah angka rata-rata yang
ditunjukkan.
Hunian
pinggiran yang lebih padat sering dibangun secara membahayakan di
atas tanah yang tak dapat digunakan untuk apapun, seperti bukit-bukit
terjal yang labil atau daerah yang rawan banjir. Kawasan seperti itu
tidak sesuai dengan perencaan kota yang manapun, dipandang dari segi
tata letak ataupun kebakuan. Karena kawasan semacam itu dianggap sah
secara hukum dan bersifat “darurat”, pemerintah kota biasanya
tidak cepat melengkapinya dengan prasarana seperti jalan, gedung,
sekolah, klinik kesehatan, pasokan air, dan sanitasi. Namun,
sebenarnya hunian seperti ini tak pelak akan menjadi pola bagi kota
yang harus dilayani dengan prasarana modern, hal ini mempunyai
implikasi-implikasi baik untuk pemecahan secara teknis maupun secara
lembaga yang akan diperlukan sebagai syarat supaya segala layanan
mencapai semua orang dan berkesinambungan.
Air
adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Barangkat dari
kenyataan tersebut, pengembangan sumber daya air sejak dari dulu
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan kehidupan
manusia di Indonesia.
Dalam
sudut pandang secara luas dan umum, tergambarkan bahwa tidak akan
terjadi kekurangan air di Indonesia, setidaknya dalam beberapa tahun
mendatang, akan tetapi secara geografis menunjukkan hal yang
sebaliknya. Jawa, adalah pulau yang mengalami krisis akan
pemanfaatan air, Kepulauan Nusa Tenggara sebagai daerah terkering di
Indonesia, menjadikan Nusa Tenggara sebagai daerah rawan kekeringan.
Jika
kita tidak melakukan perubahan pengelolaan sumber daya air maka
kondisi yang akan datang akan semakin buruk, dan menyadari hal itu
secara mendasar telah diundangkan Undang-undang
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai
landasan pengaturan pengelolaan sumber daya air.
KESIMPULAN
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan ‘’rehabilitasi’’ apabila
terjadi
pencemaran
terhadap badan air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan
usah
pretentif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri
ke sungai.
Untuk
mengatasi keadaan ini, pemerintahan kota membangun sistem distribusi
air
untuk menjamin ketersediaan air bersih atau air minum bagi penduduk
kota dan
evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama
sistem
jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kendala -
kendala
yang mungkin terjadi pada jaringan pipa distribusi terutama masalah
ketersediaan
air bersih masih mencukupi atau tidak untuk kebutuhan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Google.http://dakir.wordpress.com/
Google.www.kosmaext2010.com/
Buku :
Pendidikan Lingkungan Hidup
Penulis :
Sudjoko, M.S.
Agung Wijaya, S, S.Pd.
Sukarni Hidayat, M.Si.
Siti Mariya, M.Kes.
Wita Setianingsih, S.Pd.
Copy
Editor : Symsir
ISBN :
978-979-011-269-8
Hak
Penerbit pada Penerbit Universitas Terbuka, 2012
Kepemerintahan
Pendidikan Nasional
Kotak
pos 6666-Jakarta 10001 Indonesia