BAB
I
PENDAHULUAN
-
LATAR BELAKANG
Filsafat
berasal dari bahasa inggris dan bahasa yunani. Dalam bahasa inggris
yaitu philosophy sedangkan dalam bahasa yunani philein atau philos
dan shofein atau shophi jadi filsafat adalah proses pencarian
kebenaran dengan cara menelusuri hakikat dan sumber kebenaran secara
sistematis, logis, kritis, rasional dan spekulatif.
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia atau ilmu
yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
-
RUMUSAN MASALAH
-
Apakah masyarakat itu ?
-
Bagaimana pengembangan peserta didik dalam masyarakat dan keluarga
-
Pengaruh apa yang dibawa peserta didik dari masyarakat ?
-
Bagaimana proses pembelajaran Psikologi Konstruktifistik?
-
TUJUAN PENULIS
-
Untuk dapat mengetahui perkembangan anak.
-
Untuk lebih bisa mengetahui karakteristik anak.
-
Mampu bersosialisasi satu dengan yang lainnya.
-
Para siswa mampu menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan dunia.
BAB
II
PEMBAHASAN
-
PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi
berasal dari Yunani yaitu psyche yang artinya jiwa dan logos yang
artinya ilmu pengetahuan jadi secara etimologi, psikologi artinya
ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, khususnya prosesnya maupun latar belakangnya.
Secara
umum psikologi diartikan ilmubyang mempelajari tentang tingkah laku
manusia atau gejala-gejala jiwa manusia.
Proses
belajar adalah proses untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan
berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru dan kecakapan
baru sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses dalam menghadapi
kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi, Jiwa mengandung
pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan, dan
kecakapan-kecakapan.
Dalam
uraian pada pasal 2 telah dikatakan bahwa obyek material dari
psikologi ialah manusia. Kecuali menjadi obyek psikologi, manusia
juga menjadi obyek ilmu – ilmu yang lain.
-
TEORI – TEORI PSIKOLOGI
Teori
– teori psikologis merupakan pandangan – pandangan dunia yang
komprehensip yang berfungsi sebagai basis bagi guru dalam pendekatan
praktek pengajaran. Yang utama di anatara kejian psikologis yang
telah mempengaruhi filsafat pengajaran adalah sebagai berikut :
-
Psikologi Humanistik
Psikologi
humanistik menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan,dan
tanggung jawab personal. Psikologi humanisme juga memfokuskan pada
prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan kebutuhan. Tujuan
pendidikan, menurut kajian psikologi ini adalah aktualisasi diri
individual.
Psikologi
humanistik diperoleh dari filsafat humanism, yang berkembang selama
Renaissance di Eropa dan Reformasi Protestan yang didasarkan pada
keyakinan bahwa individu – individu mengontrol nasib mereka sendiri
melalui aplikasi kecerdasan dan pembelajaran mereka,
Akhir
dari perkembangan manusia adalah mengaktualisasikan dirinya, mampu
mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi
kehidupan dirinya dan lingkungannya. Belajar menurut pandangan
humanism merupakan fungsi dari keseluruhan pribadi manusia, yang
melibatkan factor intelektual dan emosional. Motivasi belajar harus
datang dari diri anak itu sendiri.
Ekspresi
humanisme mencakup teori pendidikan child-centered-nya
Jean Jacques Rousseau, Maslow, Rogers. Menurut kajian psikologis ini,
para guru tidak perlu memaksa para siswa untuk belajar, malahan
mereka harus menciptakan iklim kepercayaan dan rasa hormat yang
memungkinkan siswa belajar memutuskan apa dan bagaimana mereka
belajar, mempertanyakan otoritas/wewenang, dan mengambil inisiatif
dalam “membentuk diri mereka sendiri.” Tingkat pemahaman para
siswa, menjadikan para guru humanistic sebagai mendorong para
siswanya untuk belajar dan tumbuh.
Tujuan
pendidikan menurut pandangan humanisme diikhrisarkan oleh Mary johson
(Kartadinata, dan Dasar – dasar Kependidikan, 1987:77), sebagai
berikut:
-
Kaum humanis berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi dan mengembangkan kesadaran identitas diri yang melibatkan perkembangan konsep diri dan system nilai.
-
Kaum humanis telah mengutamakan komitmen terhadap prinsip pendidikan yang memperhatikan factor perasaan, emosi, motivasi, dan minat siswa akan mempercepat proses belajar yang bermakna dan terintegrasi secara pribadi.
-
Perhatian kaum humanis lebih terpusat pada isi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa sendiri. Siswa harus memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk memilih dan menentukan apa, kapan dan bagaimana ia belajar.
-
Kaum humanis berorientasi kepada upaya memelihara perasaan pribadi yang efektif. Suatu gagasan yang menyatakan bahwa siswa dapat mengembalikan arah belajarnya sendiri, mengambil dan memenuhi tanggung jawab secara efektif serta mampu memilih tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya.
-
Kaum humanis yakni bahwa belajar adalah pertumbuhan sekaligus perkembangan yang berjalan cepat sehingga kebutuhan siswa lebih dari sekedar pengetahuan hari kemarin. Pendidikan humanistic mencoba mengadaptasikan siswa terhadap perubahan – perubahan. Pendidikan melibatkan siswa dalam perubahan, membantunya tentang bagaimana memecahkan masalah, dan bagaimana melakukan perbahan di dalam kehidupan.
-
Psikologi Bihavioristik
Behaviriosme
berdasrkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan
merupakan produk desain, dan bukan kebetulan. Kalaupun seakan –
akan kita bebas,perilaku kita benar – benar di tentukan oleh
tekanan – tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita. Menurut
Power (1982 : 168 ), “ Kita adalah apa adanya kita dan kita
melakukan apa yang kita lakukan, tidak karena suatu kekuatan
misterius terhadap kemauan manusia, namun karena tekanan-tekanan luar
atas kurangnya kesamaan control yang membuat kita terperangkap dalam
suatu jarring yang tidak fleksibel. Apapun kita adanya, kita tidak
dapat menjadi kapten dari nasib kita atau penguasa-penguasa jiwa kita
“. Pendiri psikologi behavioristik
Pendiri Psikologi Behavioristik
menurut psikolog Rusia Ivan Pavlov (1984-1936) melaksanakan pembelajaran pengalaman klasik dengan konsep barunya. Pavlov telah memperlihatkan bahwa seekor anjing yang ia teliti mengeluarkan air liur ketika anjing itu diberi makanan. Dengan memperkenalkan bunyi bell ketika makanan diberikan dan mengulangi hal ini selama beberapa kali. Pavlov menemukan bahwa suara bell saja ( suatu stimulus yang terkondisikan ) dapat membuat anjing mengeluarkan air liur ( suatu respons terkondisikan ). Skinner mengembangkan suatu pandangan yang lebih komprehensif terhadap pengkondisian yang ditentukan sebagai operant conditioning ( atau tipe R ). Operant Conditioning didasarkan gagasan bahwa respon-respon yang memuaskan itu di kondisikan, respon-respon yang tidak memuaskan tidak di kondisikan. Dengan kata lain, “ hal-hal yang kita katakana menyenangkan memiliki efek yang member kekuatan atau memperkuat perilaku kita “, Demikian Skinner (Parkay. Et.al, 1998). Bagi guru, ini berarti bahwa perilaku siswa yang diinginkan harus diperkuat, perilaku yang tidak diinginkan tidak boleh diperkuat. Juga, Guru harus berhubungan dengan perubahan perilaku siswa bukannya berusaha mengubah keadaan mental mereka.
Pendiri Psikologi Behavioristik
menurut psikolog Rusia Ivan Pavlov (1984-1936) melaksanakan pembelajaran pengalaman klasik dengan konsep barunya. Pavlov telah memperlihatkan bahwa seekor anjing yang ia teliti mengeluarkan air liur ketika anjing itu diberi makanan. Dengan memperkenalkan bunyi bell ketika makanan diberikan dan mengulangi hal ini selama beberapa kali. Pavlov menemukan bahwa suara bell saja ( suatu stimulus yang terkondisikan ) dapat membuat anjing mengeluarkan air liur ( suatu respons terkondisikan ). Skinner mengembangkan suatu pandangan yang lebih komprehensif terhadap pengkondisian yang ditentukan sebagai operant conditioning ( atau tipe R ). Operant Conditioning didasarkan gagasan bahwa respon-respon yang memuaskan itu di kondisikan, respon-respon yang tidak memuaskan tidak di kondisikan. Dengan kata lain, “ hal-hal yang kita katakana menyenangkan memiliki efek yang member kekuatan atau memperkuat perilaku kita “, Demikian Skinner (Parkay. Et.al, 1998). Bagi guru, ini berarti bahwa perilaku siswa yang diinginkan harus diperkuat, perilaku yang tidak diinginkan tidak boleh diperkuat. Juga, Guru harus berhubungan dengan perubahan perilaku siswa bukannya berusaha mengubah keadaan mental mereka.
Potret
Guru Behavioristik
Metode
pokoknya adalah pengajaran individual dimana para siswa melakukan
proses dalam langkahmereka sendiri melalui madul – modul yang telah
ia himpun. Modul – modul itu mencakup lima bidang utama: membaca,
menulis, matematika, sains umum, dan ejaan, namun modul itu tidak
siap pakai pada tahun berikutnya. Ia telah mengembangkan suatu system
nilai (poin) yang kompleks untuk mencatat kemajuan siswa dan
memotivasi mereka pada tingkatan – tingkatan prestasi yang lebih
tinggi.
-
Psikologi Konstruktifistik
Berbeda
dengan behaviorisme, konstruktivisme memfokuskan pada proses-proses
pembelajaran bukannya pada perilaku belajar . Para siswa menciptakan
atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan dan
interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis social juga
mempertimbangkan konteks social yang di dalamnya pelajaran muncul dan
menenkankan pentingnya interaksi social dan negosiasi dalam
pembelajaran berkenaan dengan praktek kelas, pendekatan-pendekatan
kontruktivis pendukung kurikulum dan pengajaran student centered
bukan teacher centered siswa adalah kunci pembelajaran.
Para
guru yang menggantungkan aktivitas – aktivitas kelas.
Konstruktivisme mengetahui bahwa pembelajaran adalah suatu proses
pembentukan makna yang aktiv, dimana para siswa bukanlah penerima
pasif informasi. Pada kenyataannya para siswa secara terus –
menerus terlibat dalam upaya memahami aktivitas di sekeliling mereka.
Jadi, giru harus memahami pemahaman siswa dan menyadari bahwa
pembelajaran siswa dipengaruhi oleh pengetahuan awal pengalaman,
sikap dan interaksi social.
BAB
III
PENUTUP
-
Kesimpulan
Dari
hasil hasil pembahasan yang telah disajikan pada bab II, secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Pembelajaran Psikologi humanistik menekankan kebebasan personal,
pilihan, kepekaan,dan tanggung jawab personal. Psikologi humanisme
juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan
kebutuhan. Bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya.
2.
Psikologi Bihavioristik ini didasarkan pada prinsip bahwa perilaku
manusia yang diinginkan itu atas dasar desain yang telah di atur
dirinya, bukan karena suatu kekuatan misterius tetapi karena
tekanan-tekanan dari luar atas kurangnya kesamaan kontrol yang
menjadikan kita untuk hidup berprinsip.
3.
Dalam kajian Psikologi Bihavioristik dapat diterapkan bahwa seorang
pendidik harus berhubungan dengan perubahan perilaku siswa bukannya
berusaha mengubah keadaan mental mereka.
4.
psikologi Konstruktifistik yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau
kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang
sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
5.
pembelajaran Filsafat Pendidikan dalam kajian Psikologi, membentuk
kepribadian, IMTAQ, IPTEK, keterampilan, dan pengendalian diri kepada
peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Noorhayati, A.S. dkk (2012). Telaah Filsafat Pendidikan, Cirebon : CV. Budi Utama
-
Drs. H. Fauzi .A. (2004). Psikologi Umum, Bandung : CV. Pustaka Setia
-
Drs. M. Purwanto. N, MP. (1999). Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya